Menurutnya, fenomena tawuran berpotensi terjadi jika tidak ada rasa saling menghargai. Disarankannya agar pihak sekolah aktif menggelar kegiatan yang mempertemukan siswa antarsekolah. Di antaranya berupa kompetisi cerdas cermat, kompetisi olahraga maupun outbond.
Kegiatan macam demikian dinilai memiliki manfaat yang besar. Selain untuk pengembangan diri bagi pelajar, kegiatan itu juga akan mendekatkan pelajar satu sama lainnya. "Kalau tidak saling kenal jadinya jika ada masalah gampang pecah (tawuran). Karena itu, perlu ada kegiatan yang bisa mengakrabkan hubungan emosional antarsiswa," ujar Mudji.
Selain diberikan arahan menjauhi tindak pidana kriminal, dalam kunjungannya, pelajar juga diperbolehkan mengamati sejumlah fasilitas dan peralatan di markas kepolisian, seperti helikopter dan mobil taktis. Guru pendamping dari SMA Islam Athirah, Bukit Baruga, Ahmad Nafi, mengatakan kunjungan siswa dimaksudkan untuk memberikan pemahaman terkait persoalan hukum. Dengan begitu, siswa paham implikasi dari perbuatan melanggar hukum.
Dari semua kejadian itu, haruslah
ada solusi yang jitu agar para pelajar tidak anarkis lagi dan tetap berjalan di
arus yang sebenarnya sebagai seorang pelajar. Sebenarnya banyak sekali solusi
yang dapat kita terapkan untuk menanggulangi adanya tawuran ini kembali. Banyak
lapisan – lapisan yang dapat membantu mengurangi tindak tawuran ini. Dimulai
dari keluarga, sekolah, dan pemerintah.
Pertama dari lapisan keluarga,
orang tualah yang harus berperan mengatasi sifat dan tingkah laku anak – anak ini.
Orang tua harus memberikan perhatian dan kasih sayang yang ekstra kepada buah
hatinya. Jangan terlalu memanjakannya dan juga jangan terlalu menekannya. Orang
tua pun harus menyuruh buah hatinya tersebut untuk dapat memenuhi kebutuhan
rohaninya juga, bukan hanya sekedar jasmani. Berikanlah tausiah – tausiah kecil
kepada buah hatinya tersebut apa yang ditimbulkan apabila si anak tawuran,
ruginya apa, dan lain sebagainya. Disamping
itu mengikuti pengajian pun bisa menjadi solusi. Orang tua harusnya
menyarankan kepada para buah hati mereka untuk mengikuti pengajian – pengajian agar
akhlak merekapun menjadi lebih baik bahkan menyarannya untuk bersekolah di pesantren
agar lebih aman terkendali.
Kedua dari lapisan sekolah, sekolah seharusnya
lebih banyak lagi memberikan jam pada kurikulum khususnya pada pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama, dan dapat pula dengan
mewajibkan para siswanya untuk mengikuti ekstrakulikuler yang ada di sekolah
tersebut. Dan tak lupa diberikan pengarahan tentang bahaya dari tawuran dan memperketat tata tertib yang ada. Jikalau
siswanya ada yang terlibat dalam aksi tawuran harus cepat - cepat diatasi. Dengan
hal itu, saya yakin para pelajarpun akan malas untuk ikut tawuran karena akhlak
mereka yang tadinya sudah “ bobrok ” akan menjadi lebih baik.
Ketiga ialah lapisan pemerintah. Pemerintahpun
harus turun tangan menangani kakus tawuran yang kerap terjadi. Pemerintah harus
meluncurkan peraturan untuk mencegah adanya tawuran kembali. Seperti yang saya
kutip di sebuah situs di internet, “ Kalangan DPRD Kabupaten Purwakarta mewacanakan
pembuatan Peraturan Daerah ( Perda ) tentang pencegahan tawuran seiring dengan
maraknya aksi tawuran pelajar di berbagai daerah di Purwakarta. Pembuatan Perda
dinilai penting untuk mengatasi aksi kenakalan remaja yang kini sudah menjurus
kepada tindakan kriminal tersebut. “ Dikutip dari situs yang sama, “ Ketua
Komisi IV DPRD Kabupaten Purwakarta bernama Dian Kencana, mengaku akan mendesak
Pemerintah Kabupaten Purwakarta untuk mengalokasikan anggaran APBD khusus untuk
penanganan tawuran. Dengan demikian, dia berharap agar aksi tawurab setidaknya
dapat diminimalisasi dengan keterlibatan dari semua pihak ( guru, orang tua,
kepolisian hingga tokoh agama ).” Jangan hanya satu daerah saja yang harus
melakukan tindakan seperti ini, daerah – daerah lain pun harus mengikuti agar
tawuran benar – benar bisa teratasi secara keseluruhan.
Sumber:
http://www.tempo.co/read/news/2012/09/27/064432265/Tips-Mengatasi-Tawuran-Antarpelajar
http://www.pikiran-rakyat.com/node/206015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar